Diambil dari : http://pittsburgh.indymedia.org
"... Indonesia itu udah bangkrut, La."
"HAH?!" Nyokap gue mengatakan kalimat itu seakan-akan itu adalah kalimat, "kucing tetangga mati, La."
"Bangkrut gimana?" bangkrut? Itu bukan kata yang gue sukai.
"Iya, emang udah bangkrut." Nyokap gue kayaknya bingung untuk menjelaskan lebih spesifik lagi, itulah intinya, bangkrut.
"Loh? Kok masih banyak orang kaya?"
"Iya. Orang-orangnya (pejabat dkk maksudnya) emang kaya. Tapi negaranya bangkrut."
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Percakapan singkat yang membuat gue berpikir banyak. Seburuk itu kah negara gue ini? seburuk itu kah negara elo ini? seburuk itu kah negara kita ini?
Kalo ditanya 'kapan kiamat?' menurut gue adalah gue,elo,kita, bukan yang cuma di Indonesia, tapi di seluruh dunia, sedang dalam proses menuju kiamat.
Proses? Yeah, proses. Proses yang kadang kita sadari, kadang nggak.
Menurut gue, musim yang makin ga menentu adalah hal yang horor. Lebih horor daripada 'Tali Pocong Perawan' ato '40 Hari Bangkitnya Pocong' ato 'Kuntilanak 2' ato film-film horor lainnya.
Semakin mengetahui kenyataan, maka kita akan semakin takut.
Coba tanya ke Mbah Gugle, tentang efek-efek pemanasan global untuk beberapa tahun lagi.
Memang masih 'prediksi' tapi paling ngga kita bisa ambil 1 hikmah, dunia udah ga lagi seimbang.
Tau kan keseimbangan? Seperti rantai makanan gitu? Dimana kalau ada 1 spesies yang hilang, maka spesies lainnya ada yang diuntungkan, ada pula yang dirugikan. Dimana keadaan kita sekarang, lebih banyak yang dirugikan daripada diuntungkan.
Seperti itulah sekarang. Begitu banyak yang hilang, sedikit namun pasti.
"Emang apa aja yang ilang?"
Banyak, banyaaaaaaak banget.
Tumbuhan dan hewan, berapa banyak yang punah?
Lapisan ozon, udah separah apakah lapisan yang bolong?
Habitat tumbuhan& hewan, berapa banyak yang digusur?
'kita masih bisa memperbaiki lingkungan ini' adalah kata yang menurut gue ga punya arti. Bullshit.
Dengan 5 milyar manusia di dunia ini serta keserakahan mereka, mereka akan terus merusak,merusak, dan merusak, demi hidup mereka, demi kebahagiaan mereka sendiri.
Sebodo sama orang, mungkin itu prinsip gue,mereka,atau bahkan kita.
Indonesia, dengan 200 juta penduduknya, yang beberapa jutanya dempet-dempetan di Jakarta, adalah bukan hal yang baik (menurut gue).
Mau nyalahin siapa? Presiden? pemerintah? MPR? DPR?
Menyalahkan- tidak memberikan solusi, hanya untuk ego semata dan itu tidak memperbaiki.
Kalau,kalau aja penduduk nya ga sebanyak ini. kalau aja penduduk dunia ga milyaran seperti ini,
mungkin kita masih bisa berlaku adil?
Jujur, apakah gue melakukan hal yang baik untuk mencegah pemanasan global?
Tidak, itu kata mutlak. Gue sering borosin AC, make komputer lama-lama, nyalain lampu, ngerusak tanaman, ngebunuh binatang.
Gue terkadang menyesal jadi manusia. Jadi salah satu makhluk terjahat sejagat raya, itu bukan sesuatu yang membanggakan, sekali pun gue adalah (katanya) mahkluk yang sempurna.
Apakah elo melakukan hal yang baik? Just ask for yourself.
Tinggal nunggu waktunya tiba.
Melihat banyak prediksi-prediksi (yang katanya) pakar, itu membuat gue merinding. sangat merinding. Betapa dunia ga seenak yang keliatannya.
Kalau hidup gue bukan cuma anak kecil yang lagi beranjak dewasa, cari kerja, dapet jodoh, punya anak + cucu, lalu meninggal dengan bahagia.
Ada sesuatu yang jauh lebih penting dan gawat di luar sana.
Yang kalau kita tidak serempak bertindak atas kesadaran diri, dan bukannya disuruh-suruh oleh orang lain, dunia ga akan lama bertahan seperti ini.
Gue, maunya mati tenang dulu baru kiamat.
Waktu kecil (dan sampe sekarang) gue masih berharap seperti itu.
Waktu kecil, waktu Bumi belum serusak sekarang, gue tau kalau kiamat itu bakal masih lama.
Mungkin masih ada tahun 3000 atau 4000 atau seterusnya.
Tapi sekarang, setelah mengetahui sesuatu yang nyata, kalau Bumi ada di ambang kehancuran, gue tau, kiamat itu sedang menanti kita.
Kita perlahan jalan ke arahnya. Pelan namun pasti.
- Es kutub mencair
- Iklim tidak menentu dan berubah
- Peningkatan suhu
- Kadar udara beracun meningkat setiap harinya
- Langkanya BBM dan minyak tanah
- Efek rumah kaca
- Kenaikan permukaan laut
- Hewan & tumbuhan punah
- Penyakit yang semakin bermacam-macam
Itu semua bukan hal yang bagus, kan?
Gue,elo,-kita, gak bisa dan gak akan mungkin bisa bertanding dengan alam.
Mereka mungkin kalah sekarang, tapi tidak dengan nanti.
Karena sesungguhnya gue,elo,-kita ada disini, karena alam, karena Tuhan.
Diambil dari : http://blogs.princeton.edu
diambil dari : http://global-warming.gemzies.com
Diambil dari : http://musadiqmarhaban.files.wordpress.com
siap-siap ya?