Diary plus plus Ulangan Umum

8-2-04

"BUKU DIARY, sebentar lagi valentine!!! Aku pokokny benci Feb****!!! Aku klas 3 tahun lalu, betapa bodohnya aku suka sama dia!!! Sekarang aku suka sama Rob**, lalu soal kemarahanku pada Feb**** aku sembunyikan sama semua orang.
Aku selalu berusaha menjauhi Feb****. Pada waktu istirahat dan makan bekal, Feb**** ada di depanku, aku langsung ninggalin aja tempat itu. Aku engga suka pada mukanya. Oh iya diary, kmu punya usul hadiah valentine buat Rob** ga? Aku bingung milih mau kalung atau coklat? tolong ya diary!! Setelah aku curhat sama kamu... aku jadi lebih lega... Bye bye!!"

HALO, ketemu lagi dengan Paams!!! Wow. Gue melewati minggu yang sibuk dengan segala ulangan umum ini.
Apalagi hari Rabu kemaren, ulangan Matematika. Gue pelajarin yang rumit-rumit dan yang gampang-gampang gue lewatin gitu aja, taunya yang keluar malah yang gampang.
Ugh. Apes.


Gue, kalo lagi ulangan umum, seringnya selesai duluan. Sementara waktu yang tersisa masih setengah jam- atau bahkan 1 jam lagi. Suntuuuuuuuuuuuuk banget.
Nah, waktu ulangan PPKn kemaren, gue yang lagi suntuk-suntuknya nungguin bel bunyi, akhirnya bongkar kotak pensil gue.

Keluarin pensil.
Bulpen.
Penggaris (bisa 15 cm atau 30 cm)
penghapus.
CT (itu... Tip-ex yang bukan cair... sistemnya roll gitu..) sekalian.
Pokoknya kompeni-kompeninya deh.

Mulai.

penghapus dijadiin alas, diatasnya gue taro 2 buah pensil, terus ditumpuk lagi pake penggaris, ditumpuk-tumpuk lagi pake alat-alat lain, pensilnya ditambahin, terus tar puncak-puncaknya ada CT. Persis Monas. Monumen Naas.

Lalu ambruk.

"GUBRAK!" terdengar suara alat-alat itu jatuh karena keseimbangannya yang gak terjaga.
Gue gak berani liatin guru pengawas gue.

Firasat gue sih dia melototin gue. Duh.
Gue langsung rapiin alat-alat gue itu, lalu pura-pura gak terjadi apa-apa. Stay cool.

Lalu, ada lagi. Waktu kelas gue diawasin sama pengawas yang istilahnya tuh "lembek", akhirnya gue berinisiatif untuk mengajak ngobrol teman sebelah gue, si Pandji (inisiatif yang tidak baik).
Gue sama dia gak nyontek (nggak saat itu,hehe.), murni cuma ngobrol aja.
Topiknya adalah kursus bahasa inggris.

"Ji, lo pernah kursus bahasa inggris?" Gue bertanya sambil bisik-bisik. Tapi posisi duduknya santai abis. Tangan gue gantungin di kursi, tinggal angkat kaki, persis deh kayak lagi di warteg.
"Pernah," Pandji menyahut.
"Ikut kursus apaan?"
"EF. lo pernah?"
"Nggak." gue menjawab. Gue gampang banget bosenan sama les! suntuk.hehe.
"Kok jago bahasa inggris?" Pandji bertanya dengan polosnya. Wah, Pandji gak tau aja bahasa inggris gue ancur nya ancur abis.
"Banyak-banyak nyanyi lah lo," Gue menasehati dengan (sok) bijak.

Gue tanya dia,

"Berapa biayanya sebulan?"
"Hmm..." Pandji terlihat berpikir sebentar. "Gue sih dulu 1,3 juta," dia menyahut dengan santai, seakan itu adalah, "Gue sih dulu bencong di lampu merah yang banyak om-om nya itu,"
"HAH?" Mata gue membelalak. Masa lebih mahal daripada duit sekolah gue?!

Dan tatapan mata Pandji malah melihat aneh ke gue. Mungkin dia berpikir, "hidup di jaman apa seh ni anak cantik?!"

Mending gue nyanyi-nyanyi lagu yang ada bahasa Inggris deh. Sorry ya my pemeli (family maksudnya) yang ada di rumah, sering denger my ugly voice. hehehehehe.

--------------------

SOAL catatan harian gue yang di paling atas itu, si Rob** itu mutlak cowok pertama gue. Gue jadian sama dia waktu kelas 4 SD. Orangnya matre, lumayan ganteng sih, cuma rada playboy + berpikiran mesum.
Setelah gue ngeliat dia terakhir kali waktu Tarpat Cup 2 bulan lalu, kayaknya tuh orang waktu udah dewasa bakal mirip-mirip Christian Sugiono. Cuma gak semancung itu.
Tau deh ah.

--------------------

Setahun setelah gue nulis soal Rob** itu, tepatnya tanggal 11 Februari 2005...

"Hari ini aku melihat Ger****. Aduh!! senengnya. Aku benar-benar suka padanya. menurutku dia ganteng, dia juga pintar komputer. Aku seneng banget sama dia."

--------------------

Jadi, yang mana sih yang lo suka, Pam?

"TAUUUK!"